FANS BERAT RANGGA
Rangga |
Siapa sih yang tidak mau ketemu sama Rangga, tokoh utama dalam film AADC jilid satu ataupun jilid dua kemaren. Film ini sukses membuka jutaan pasang mata di Indonesia untuk menontonnya, tentu tanpa paksaan dari pihak manapun.
Pria dengan nama asli Nicholas Schubring Saputra memang sungguh jadi idola kaum hawa. Tidak hanya karena wajahnya yang rupawan saja, tetapi aktingnya juga menawan. Bikin wanita klepek-klepek dibuatnya.
Aktor tampan kelahiran Jakarta 24 februari 1984 ini memiliki daya tarik tersendiri. Dengan gaya yang cool, maklum blasteran jawa-jerman, dan juga potongan rambut yang nyentrik-nyentrik gimana gitu. Seketika itu setiap wanita ingin menyisirnya dan laki-laki yang iri ingin menjambaknya. Wahh anarkis lohh..
Lihat saja ekspresi si Lastri, sahabat Runtah. Seusai nonton film Ada Apa Dengan Cinta kemaren, kelakuannya tidak stabil, sering oleng kelihatan kaya kurang oli samping.
Dia seolah berkhayal menjandi Cinta, pasangan Rangga di film itu. Seakan dia membayangkan dikejar-kejar Rangga, diajak nonton bareng, dipegang tangannya, makan bareng, dipeluk dan pada akhirnya disiram Rangga agar bangun dari mimpinya. Ahh.. Rangga kamu jahat
"Ayolah Lastri bangun, hidup ini tak seindah drama korea", kata bijak yang selalu diucapkan Runtah untuk Lastri.
Sebagai sahabat baiknya, Runtah merasa tidak tega. Tidak ada dokter lagi selain Rangga yang dapat meresetnya menjadi normal kembali.
Teringat terakhir ketemu Lastri, wajahnya layu, bibirnya jontor, dan matanya lebam persis kaya abis perang. Dan saat itu pula terucap kata "Temukanlah aku dengannya, walaupun itu hanya satu tahun aku rela" begitu ucapnya dengan nada rendah yang sedikit false dan ritme gagap yang tidak beraturan. "Ya elaaaaaaa Lastri, satu tahun bukan waktu yang sebentar kali" ucap Runtah dalam hati, "Satu tahun itu cukup buat numbuhin brewok kamu tanpa wak doyok" tambah Runtah karena kesal. Eh... Lastri itu cewek ga bakal tumbuh brewok.
"Aku harus bagaimana". Runtah pun akhirnya tidak enak mandi kerena memikirkannya.
Demi sahabatnya apapun akan dia lakukan. Pasti ada jalan keluar, kalo ga lewat depan ya lewat belakang. Ujung-ujungnya lewat jendela samping. Luar biasa pengorbanan Runtah.
Alhasil secara diam-diam Runtah mengikuti kuis disebuah acara televisi. Kuis itu bernama "JUMPA IDOL INDONESIA", semoga saja Runtah menang, karena hadiahnya bisa milih sendiri, mau ketemu dengan artis siapa saja. Dan dia berniat memberikan kejutan untuk sahabatnya itu. Sungguh mulia hati Runtah.
Hari pertama Runtah berhasil menumbangkan seribu pesaingnya. Itu bukan hal yang mudah, semua tenaga dan pikiran dia taruhkan, ya hanya ditaruh saja sebenarnya, menunggu keberuntungan datang lebih tepatnya. Hehehe
Hari kedua, inilah pertarungan sesungguhnya. Segala upaya dia kerahkan, doa tidak ada hentinya. Keringat bercucuran dikening dan punggung bagian belakang. Gusinyapun berdarah-darah tidak karuan, karena kebalik pegang sikat waktu gosok gigi tadi pagi.
Akhirnya sampai difinal juga, karena sama-sama kuat keputusan pengambilan pemenang dilakukan dengan cara dikocok seperti arisan.
Lemas sudah tubuh Runtah dibagian yang sangat menentukan ini, dia dinobatkan sebagai juara dua. Menyesal dan bercucuran air mata beserta perasaan sedih yang tidak ada hentinya. Sebagai juara kedua, ia berhak membawa pulang 1 unit hunian senilai 1 M dan 1 mobil sport mewah terbaru.
Tetapi selang beberapa menit Sang Jawara kuis itu menghampiri Runtah. Kemudian Runtah menceritakan tentang sahabatnya kepada Sang Jawara disertai isak tangis menggebu-gebu. Dan setelah itu hati Sang Jawara terketuk dan bersedia menyerahkan gelar Juaranya kepada Runtah.
"Alhamdulillah... baik sekali ternyata Sang Jawara itu" ucap Runtah dalam hati.
Akhirnya Runtah dapatkan satu tiket buat Lastri, dan berkesempatan bertemu idolanya itu. Dan dengan hati senang, dia juga menyerahkan 1 rumah dan mobil mewahnya itu. Runtahpun kembali ke kampungnya dengan wajah yang ceria.
Keesokan paginya Runtah langsung menemui Lastri, dan memberikan hadiah itu untuk sahabatnya. Jeritan bahagia menyelimuti situasi itu. Kalimat terimakasih untuk Runtah tidak henti-hentinya Lastri ucapkan. Kini Lastri kembali ceria, seakan seperti android denga jaringan 4G, dan hatinya berbunga selayaknya anak-anak yang mendapat telolet dari bus dinantinya.
Selang tiga hari seperempat malam kemudian, handphone masa gitunya Lastri bergatar agak lemah. Batteraynya hampir habis
Ternyata itu short message system dari tim kuis yang diikuti Runtah kemaren.
Betapa girangnya Lastri bahwa besok Rangga akan datang menemuinya.
Anda bisa bayangkan seperti apakan?? Kalo mau ketemu artis idolanya.
Malam telah larut dan Lastripun belum bisa tidur, memikirkan apa yang harus dia lakukan besok. Dia masih menyusun kata-kata buat rangga, dan pakaian apa yang harus ia kenakan. Sama sekali dia belum pernah belajar apa itu berias diri.
Pagipun semakin menghampirinya. "Bentar lagi Rangga dateng nih..." jingkrak-jingkrak ditepian sumur. Aduhhh Lastri bahaya...
Seperti yang telah di duga sendal kesayangan Lastri jatuh ke sumur itu. Untung sendalnya saja.
Tepat jam delapan pagi ada SMS dari Rangga, "Hai Lastri.... temui aku dipojokan rumah pak RT ya.." wah.. wah.. wah.. Lastri semakin menjadi-jadi. Dia pun langsung membalasnya "Iya Rangga.. tunggu aku dikehidupanmu" sangat percaya diri.
Dengan dandanan yang maksimal, bibir lipstik ijo, alis palsu yang udah diformalin biar awet, bedak agak tipis, dan memakai gaun ulang tahun kecilnya ia berjalan menemui Rangga.
Senyum lebar dan lesung pipinya yang biasa buat numbuk kopi itu, dia semakin terlihat anggun. Siapa yang berpapasan pasti terpesona, seolah berubah menjadi primadona desa.
Setengah jam dia berjalan, akhirnya sampai dipojokan rumah Pak RT. Tapi tidak ada siapa-siapa ternyata, dan terkesan sepi. Dia putuskan untuk sms Rangga.
- Lastri : "Rangga.. kamu dimana?.. aku sudah sampai"
- Rangga : "kamu dari mana Lastri, lama banget"
- Lastri : "aku jalan Rangga"
- Rangga : "Lastri oh Lastri kasian banget, semangat ya".
- Lastri : "makasih Rangga :*" with emoticon dengan PEDEnya.
- Rangga : dengan nada ngotot "maksudnya kasian aku nunggunya lama. Kamu jalan apa ngesod !!!!Lastri, lama banget tau"
- Lastri : "maaf Rangga... aku jalan... suer" dengan memelas, " ya udah kamu diman si?" tambah lagi
- Rangga : "aku diatas ini, nempel di plafon"
Setelah itu handphone Lastri dimasukan ke saku. Dengan muka-muka romantis, perlahan ia mengangkat pandangannya ke atas. Sontak kaget dengan kejutan Rangga hingga akhirnya Lastri pun pingsan. Entah gerangan apa yang Lastri lihat mungkinkah ketampanannya atau yang lainnya. Rangga pun entah pergi kemana meninggalkan Lastri yang pingsan itu sendirian. rRangga kamu jahat.
Selang berapa lama warga menolong Lastri, dan membawa kerumahnya. Hingga berita buruk itu terdengar oleh Runtah.
Runtah
Bersama dengan itupun Runtah menyelidiki apa yang terjadi, karena dia juga yang terlibat dalam kasus itu. Runtah putuskan kembali ketempat kuis yang berhadiah untuk Lastri itu. Tak tanggung-tanggung dia membawa Pak RT, satpol PP, Wartawan liput, tim Patroli, Kopasus, Penghulu dan dua orang saksi untuk menaninya.
Dan dengan sangat terbuka, manager acara kuis itu menemui semuanya yang datang, untuk klarifikasi musibah yang menimpa sahabat Runtah itu. Setelah diintrogasi, di dalami dan ditemui bukti-bukti yang kuat, akhirnya Runtah dinyatakan bersalah.
Kasus yang rumit ini.
Loh kok bisa?? Padahal baik betul si Runtah itu.
Ternyata setelah diusut, Runtah salah masuk kuis. Yang dia ikuti waktu itu jumpa idola acara hewan-hewan indonesia. Dan kata kunci yang dia pakai adalah Rangga, alih-alih berjumpa dengan Rangga malah yang terdeteksi adalah Serangga.
Runtah menyesal dan akan lebih berhati-hati lagi.
THE END.....
Cerita diatas hanya sebatas hiburan belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, dan cerita itu hanya sebuah keajaiban. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dari cerita diatas kita bisa ambil kesimpulan. Jadi orang baik saja itu masih kurang, jika kita lalai dalam satu titik.
Kita sudah gambar ribuan titik putih, tapi jika ada satu saja titik hitam, itu yang paling dominan akan terlihat
Semoga menghibur.
Add my contact : Marcko Ceper
Tidak ada komentar :
Posting Komentar