Senin, 23 Januari 2017

kisah cinta kakek vs anak smp vs masa muda paman

Kisah Cinta  Jaman Batu, Jaman Kertas,
 dan Jaman Android

     Salam ceria sahabat kekinian, yang tidak akan ada masa kini jika tidak ada masa lalu.
Berawal dari pesan aplikasi telepon pintar Bahan Bakar Mercon milik teman saya yang masih SMP, begini penggalan pesan singkatnya "Aku sangat mencintaimu, Aku tidak bisa hidup tanpamu, terimalah aku" entah ditujukan kepada siapa pesan itu saya kurang tahu. Kalimat yang sangat puitis bukan??,, tapi jaman saya masih sekolah dan seumuran dia, kata-kata berkesan romantis itu  dibuat ketika kita ditugaskan membuat sebuah puisi yang ditujukan kepada orang tua kita.Tidak kaget juga si sebenarnya, karena hal-hal semacam itu seringkita jumpai di media-media sosial dan pelakunya masih anak SMP dan seumurannya. Jaman memang semakin modern, canggih bin ajaib pula, tapi apakah pantas kisah asmara juga semodern itu untuk anak yang boleh dikatakan masih dibawah umur.
     Untuk masalah cinta dan asmara saya belum khatam teman, apalagi sebagai ahlinya, hmm jauh banget. Oleh karena itu saya idak akan membahas itu secara detail. Namun sedikit yang saya tahu ketika ada seorang Nenek bercerita tentang awal mulanya bersama Kakek, Paman menunjukan betapa jentelmennya dia beserta satu genk-nya, dan gaya berpacaran anak-anak jaman sekarang, terlihat ada perbedaan dari masa ke masa entah itu perubahan yang lebih baik atau malah sebaliknya.
Pada dasarnya dari waktu ke waktu semua ini mengalami perubahan, bukan hanya fisik suatu benda yang dapat terlihat oleh mata, tetapi mental, keberanian dan pengorbanan seseorang untuk menunjukan rasa cinta kepada pasangan juga mengalami perubahan.
     Berikut beberapa contoh tentang apa yang saya dengar, dan apa yang saya lihat, semoga ini menjadi hal yang indah dihidup anda.

Romantisme Jaman Batu
Ini tak sejadul dengan judul diatas teman, ini hanya sebagai pembeda saja karena  saat itu masih sedikit orang orang yang menempuh pendidikan walaupun itu hanya Sekolah Dasar, saat itu dikenal dengan Sekolah Rakyat. Pada masa itu belum ada alat komunikasi jarak jauh, meskipun sudah ada ketas dan pena tetapi tidak banyak yang memanfaatkannya. Surat menyuratpun menjadi hal yang belum populer saat itu.
Lanjut.... Sekitar 50 tahun yang lalu, atau pada saat itu Nenek masih berumur sekitar 13 tahunan, beliau lupa katanya, tanggal lahirnyapun beliau sudah tidak ingat lagi. Sebagai gadis tahun 70an si Nenek yang saya tidak sebutkan namanya ini dulu pernah sebagai rebutan Arjuna-Arjuna dimasa keemasannya.
Wahhhh........ dulu Nenek ini pasti cantik.
Beliau tidak mau dikatakan cantik, karena menurutnya semua gadis memang cantik tidak ada make up untuk membedakannya, cantik alami pokoknya. Mungkin juga beliau merendah diri, mungkin merasa malu dengan sekarang yang rambutnya sudah putih bukan hasil semir.
Cantik atau tidaknya jaman dulu itu bukan nomer satu, ada daya tarik tersendiri pada saat itu, yaitu keluarga besarnya, perilaku baik seseorang,dan kesungguhan yang sesuai dengan tutur katanya. Hal itu juga berlaku untuk kaum pria, cuma wanita sebagian besar diperebutkan dan sebaliknya laki-laki sebagai kaum yang berjuang. Mantabb jiwa... Disaat itu seorang pria akan mendekati wanita yang mereka sukai dengan jurus-jurus jitu, nah yang paling ampuh itu dengan cara mendapatkan hati orang tua si gadis dulu terutama bapak atau kepala keluarga. Jurus itu bermacam-macam misalnya membantu menggarap sawah, mencari kayu bakar, dan lain-lain dengan tujuan mendapat simpati dari orang tua si gadis itu. Dan luar biasanya kegiatan Caper itu dilakukan dengan suka rela. Jika sudah dapatkan itu, niscaya akan dapatkan jalan yang lurus, sebaba pada masa itu perjodohan masih berlaku dan kesempatan untuk dapatkan si gadis juga semakin terbuka lebar. Akan tetapi ingat masih banyak pesaing yang lain yang tentunya punya jurus yang lebih tokcer pastinya, jangan sampai hati orang tua yang sudah didapatkan akan berpaling, perjuangan cintanya pun harus tetap berlanjut sampai ke pernikahan. Sesudah menikahpun mereka tetap berjuang, walaupun awalnya tidak ada rasa saling suka tetapi terbukti sebagian besar dari mereka langgeng sampe puluhan tahun. Tanpa pedekate berlebihan, tanpa kata-kata gombal, mereka bisa romantis dengan cara mereka sendiri dijamannya, tentunya doa dan ikhlas tidak luput dari semua usahanya. Betul-betul memperjuangkan cinta, dan cinta yang dijaga dan diperjuangkan.
Begitu yang saya sebut dengan kisah jaman batu, mungkin tidak semua daerah di Indonesia punya kisah yang sama. Ok.. Berikutnya naik satu generasi.

Surat Cinta Paman Yang Tak Terbalas
Horor memang jika cinta tidak terbalas, entah memang si doi benar tidak suka tapi tidak enak untuk menolak, apa ma salahma-sama suka malu tapi malu mengungkapkannya, sunguh masih menjadi misteri Dektektif Konon pun akan angkat kaki ke kamera tanda ia tidak mampu.
Di masa itu sudah ada alat komunikasi seperti telepon umum dan telepon genggam, tapi untuk mereka yang tinggal di Desa alat komunikasi semacam itu masih sangat jarang didapat, faktor harga mungkin yang terbilang cukup tinggi. Jadi sebagai alternatif alat komunikasi favorit mereka adalah memakai surat dengan lipatan rapi dengan sedikit wangi mawar, terutama untuk tipe remaja romantis yang masih malu, malu-malu ngincer maksudnya. Untuk pemuda dengan tipe tidak punya malu, ehhh tepatnya pemuda pemberani ya langsung nyamperin target. Cowok bangett.... !! hehe
Di jaman paman yang sudah semakin maju ini sudah banyak variasi cara untuk mendapatkan wanita. Seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu kurang satu, loh kok kurang satu ?? ya karna paman punya jurus 1001 menaklukan hati wanita, is emejing. Satu dari seribu satu jurus itu adalah dengan mengirimkan surat bersisipkan puisi melumpuhkan kaki, eh melumpuhkan hati tepatnya. Istilah Siti Nur Baya pun sudah mulai di bumi hanguskan. Tidak seperti dulu, penampilan wajah sangat berpengaruh, alis palsu cukup menipu, cakep dan cantik seseorang akan menambah magnet daya tarik. Tapi status masih sama teman seperti dulu yaitu wanita akan diperebutkan dan pria sebagai pangeran yang pantang menyerah. Dimana ada gula manis disitu ada kerumunan, entah pemanis buatan atau alami bukan jadi hal utama. Adapun cara lain itu bermacam-macam dari cara yang fair sampai cara yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Cara yang yang fair biasanya dengan mempertemukan ketiga belah pihak, ini terserah si wanitanya akan memilih siapa, tidak ada unsur paksaan dari siapapun. Namun cara semacam ini biasanya menimbulkan sebuah rasa dendam seseorang. Oleh karena itu biasanya kedua pria yang merebutkan akan menjadwalkan agenda untuk duel/adu fisik, memang cara ini tidak berpengaruh untuk si gadis untuk memilihnya, tapi setidaknya lawan tumbang satu bro dan tumbang satu tunbuh seribu, ga ada kelarnya jaman paman. Perlu diketahui kekerasan yang seperti ini tidak seperti jaman sekarang, tawuran, melukai, dan merugikan banyak pihak lain. Pertarungan saat itu benar-benar adil karena ada pihak sebagai wasit. Tidak sampai  melukai parah, jika dirasa cukup pasti sudah ada penentuan dan dinyatakan sebagai pemenang. Tapi sebenarnya masih ada cara yang lebih fair lagi misalnya, duel lomba masak, lomba berbusana, lomba lari, audisi dangdut university, atau jadi cover boy dan masih banyak yang lainnya yang akan menarik perhatian wanita. Ingat ini hanya sekedar cerita tempo dulu, sekarang bukan jaman Kerajaan lagi hal yang buruk tidak boleh ditiru, ayolah berfikir jernih. Menang atau kalah, jaya atau cidera tak akan berpengaruh besar untuk taklukan hati wanita. Lebih baik jadi diri sendiri.
Cara yang tidak fair atau cara curang ini biasanya mengambil jalan pintas yang dianggap pantas. Dengan ajian Semar Mesem atau sihir lain misalnya. Seperti yang diceritakan oorang-orang cara ini memang cukup ampuh, tetapi ingat kejujuran adalah kunci sebuah hubungan yang berkelanjutan. Jadi silahkan dipilih dengan sesuatu yang apa adanya atau dengan yang apa-apa diadakan. Pada akhirnya surat paman tak kunjung dibalas jua.

Cinta Monyet
Dengan munculnya alat komunikasi canggih semacam telepon pintar ini seharusnya seorang siswa dapat memanfaatkannya untuk keperluan sekolahnya, salah satunya memudahkan kegiatan kelompok belajar siswa, bisa kirim trik matematika lewat pesan gambar, saling tanya jawab tentang jawaban PR dan lain sebagainya, asal jangan buat contek-contekan saat ulangan harian saja loh.
Inilah jaman modern, segala kemudahan bisa dirasakan asal banyak duit saja.. hehehe. Untuk masalah asmara temanku yang jago main Clash Of Clans ini memang ahli, mulai dari mencari kontak cewe, berkenalan, sampai merayunya. Entahlah siapa yang berperan dia menjadi sosok yang begitu romantis dengan umur yang masih dibawah 14tahun. Jangan salahkan siapa-siapa, karena ini tidak sedang menyelesaikan masalah dan mencari siapa tersangkanya.
Cinta monyet sebut saja, begitu mudah kita temui dijaman sekarang. Jaman dulu itu berpacaran itu malu-malu tapi sekarang siapa saja harus tahu, upload foto bareng, tag mantan, and caption " langgeng terus ya bunda...." sekali lagi ini memang jamannya dewasa terlalu cepat.

langgeng terus bunda...

Menarik memang ada satu kemudahan, tidak harus kirim surat, cukup chat and call, tidak usah duel rebutan cewe karena masih mengharap susah move on dari sang mantan dan nantinya balik. Ngareppp,,. Tapi menurut paman dengan adanya komunikasi canggih ini menjadi jembatan mulus untuk anak muda jaman sekarang. Dijaman paman yang belum ada jembatan terdapat banyak rintangan yang harus dilalui untuk sekedar mengenal seorang wanita, misalnya kesandung batu, kaki terkilir, keseleo, encok, hanyut entah kemana dan gigitan lintah berbahaya, jangan heran soalnya paman mainnya di sawah. Intinya jamannya paman lebih cowo dari pada jaman sekarang. Ditambah lagi jaman sekarang banyak pengaruh yang kurang baik lainnya dengan adanya komunikasi dan tontonan yang sebenarnya belum pantas adik-adik kita terima.
Itu sedikit contoh dari kegaulan yang mereka kadang-kadang tunjukan di media sosial. Dan tidak semua pelajar seperti itu, banyak juga mereka yang berprestasi membawa harum nama sekolah, guru, orang tua dan Indonesia di Internasional. Seperti itu seharusnya generasi Anak Bangsa.

Sekian sahabat Alis Alias Asal Tulis yang bisa saya postingkan dikesempatan ini. Lain orang Lain kepala, Lain tempat lain sejarah. Ini merupakan sebuah hiburan semoga saja menjadi hal berarti untuk anda.
Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Termakasih, Salam Ceria


5 komentar :